Judul postingan ini terlihat aneh buat saya. Tetapi sebuah mimpi memang menghadirkan sebuah pertanyaan tersendiri dalam diri saya.
Ini mimpi dalam makna sebenarnya.
Saat Anda tertidur dan di dalamnya terjadi sebuah peristiwa yang seakan – akan diri kita berada di dalam peristiwa itu, padahal kita sedang tertidur. Jadi, mungkin itu roh kita ?
Makanya, ada mitos yang mengatakan saat orang sedang tertidur tidak boleh diabadikan gambarnya (difoto) ataupun dicoret-coret wajahnya. Hal ini dikarenakan, saat seseorang tertidur rohnya sedang berkelana entah kemana dan akan kembali ke tubuhnya untuk bangun. Jadi, kalau orang sedang tertidur wajahnya dicoret-coret dikhawatirkan si roh tidak bisa kembali ke tubuhnya yang semula karena tidak mengenali wajahnya sudah dicoret-coret. Alhasil, roh ini tidak bisa masuk ke tubuh seseorang dan orang itu tidak akan bangun.
Kebenarannya saya sendiri tidak tahu pasti, karena yang mejadi problema dalam sebuah mimpi buat saya adalah ‘apa pertanda mimpi saya?’ bukan ‘siapa pelaku sesungguhnya dalam mimpi saya?’
Saya pernah membaca postingan salah satu teman saya yang menganggap jika kita memimpikan seseorang, belum tentu kita yang merindukan orang tersebut, tetapi bisa saja orang yang ada dalam mimpi kita itulah yang merindukan kita.
Pemikiran dia begitu bagus menurut saya. Mematahkan anggapan yang selama ini beredar luas dalam masyarakat.
Contoh :
A : kemaren gue mimpiin si C deh masa
B : kangen kali lo sama si C
Setelah mendengar kata si B, tipe orang gagal (gampang galau) akan cepat galau, mengingat si C, rindu sama si C.
Kondisi itulah yang lumrah dalam pemikiran masyarakat, termasuk saya.
Beberapa hari yang lalu, saya memimpikan seseorang. Orang itu sudah lama tidak saya temui (mungkin sekitar 3 tahun) dan sekarang tinggal di pulau yang berbeda.
Dalam kurun waktu seminggu, sudah 2 kali saya memimpikan beliau. Dalam mimpi itu, saya bertemu dengan beliau dan memeluknya, dalam mimpi itu emosi saya terbawa. Merasa bahagia dan terharu ketika akhirnya bisa bertemu beliau.
Tetapi saat terbangun dan menyadari itu mimpi, emosi saya masih juga terbawa, tetapi bukan haru maupun bahagia. Yang ada adalah kecewa, karena semua itu mimpi.
Lumrah untuk kebanyakan orang menurut saya. Merasa kecewa karena suatu hal yang menurut kita indah ternyata hanyalah sebuah bunga tidur. Saya sering memimpikan beliau dan masih dengan pemikiran lama menganggap saya merindukannya. Tetapi saya lelah dengan pemikiran itu, terkadang saya mencoba untuk menyelipkan pemikiran teman saya yang berarti kebalikan.
Beliaulah yang merindukan saya, ingin bertemu saya, namun jarak terlalu jauh dan akhirnya menemui saya dalam mimpi.
Pemikiran ini yang terlihat indah dan tidak mengiris hati, tidak membuat diri sendiri menjadi orang gagal (gampang galau) dan melankolis akut. Tetapi sulit menerapkannya karena memang paradigma lama telah ada sejak lama dan terlanjur mengakar.
Honestly, I’m totally missing you, Mrs. Nura
Hope you always better in your life and remember me :)
0 comments:
Post a Comment