May 15, 2011

One Word : TIMPANG


Setelah sempat sakit sehari karena kepikiran dengan hasil UN dan gossip-gosip beredar, dag dig dug selama hari Sabtu, menunda semua hal sampe keluar pengumuman UN, nggak bisa tidur semalam sebelumnya, finally gue dinyatakan LULUS dengan nilai yang..ya Allhamdulillah memuaskan.

Mungkin, seharusnya gue nggak perlu ketar ketir dag dig dug dan nggak bisa tidur segala kalau saja gue bisa memercayai suatu hal yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu Minggu menandakan gue lulus.

Hari Minggu 15 Mei 2011 pukul 10.48 (waktu ponsel gue)
‘Back To December’nya Taylor Swift mengalun dari Hp gue yang menandakan kalau ada telpon dan saat gue lihat di layar ponsel bertuilskan “Pak Pupud.mzr”. Oh Gosh ! Wali Kelas gue ! Ada apaan nih? Kok gue ditelpon ? Jangan-jangan gue mau dikasih tahu nggak lulus lagi. Astagfirullah jangan sampe deh.

Ok ! Calm down dan guepun mengangkat telpon itu, lalu terlibat pembicaraan yang gue sadari melalui kaca kalau bibir gue pucat. Pucat parah. Kaya orang mau mati. Asli.
Oke ! langsung ke inti “Kamu besok masuk ya. Ada geladi bersih, karena kamu perwakilan dari IPS”

Hah? Gue Cuma mengiya iyakan aja, sebenernya banyak banget yang pengen gue tanyain tapi berhubung kuping gue suka rada bermasalah jadi daripada pas dijelasin gue ber-haah haah ria, guepun mengurungkan niat itu. Pembicaraan berlangsung hanya selama 01.01

Dalam pikiran gue seolah ada yang bilang “wah fit berarti lo udah aman, udah lulus dong”, tapi ada suara lain “belum tentu fit, kemungkinan terburuk bisa aja terjadikan”

Ok ok sudahlah perdebatan itu sudah patah karena gue LULUS.

Dan..dan saat berbahagia kesana kemari (ditarik temen) buat jadi banci kamera yang menjamur (punya adek kelas). Foto sana sini dengan membanggakan kertas bertuliskan LULUS, salaman sama guru-guru, peluk sana sini (sesama jenis maksud gue), air mata bahagia dan berbagi selamat . semuanya mengharukan, moonzher 23 (almamater gue)

Tiba-tiba beberapa teman mengabarkan kalau gue dicariin Pak Yayat, Hahh ada apa?
Mana keliatannya gue disuruh buru-buru, padahal gue lagi repot nungguin undangan wisuda. Guepun langsung menuju dimana tempat pak Yayat berada.

Lalu gue diceritakan maksud dan tujuannya, yang samar-samar sudah gue dengar dari Pak Pupud sebelumnya.

Pengantin Wisuda, ritual yang seakan sudah biasa di moonzher saat acara wisuda.
Pengantin berasal dari siswa/i lulusan terbaik perwakilan IPA dan IPS. Awlanya gue bingung, nilai UN gue biasa aja, malah banyak yang lebih tinggi daripada gue tetapi ternyata dilihat dari keseluruhan rapot, dan gue yang terbaik dari IPS. Sementara untuk IPA, diwakili cowok, Syaiful—nggak tahu kelas berapa, tapi pas kelas X dia X.9—ya itu yang gue tahu.

jadi gue mau dijadiin Pengantin Wisuda..

Lalu kami deisejajarkan dan…ya terlihat sangat tidak serasi…terlihat sangat timpang
Ya. TIMPANG !

Gue terlalu rendah untuk dia, atau dia yang terlalu tinggi untuk gue.
Ahh entahlah, kami cuma dipandangi Bu Rusminah dan Pak Yayat.
Mereka bingung, hingga suatu keputusan diambil, gue dengan terpaksa diganti…karena terlalu…ralat gue kurang seimbang dengan dia

Mana seimbang 150an dengan...170an kali ya. Entahlah

Gue menerima dan akhirnya digantikan oleh Feby, setelah menimbang antara Ranggi, Lisa, Manda.

Gue berbesar hati mengorbankan…perasaan gue.
Jujur aja nggak ada rasa sedih, sebel atau apapun, cuma gue tahu satu hal


Selaras, Seimbang, Sesuai itu penting dan indah dilihat. Mungkin itu yang ingin disuguhkan oleh guru-guru dan panitia di hadapan ratusan pasang mata di 19 Mei 2011, di acara wisuda 23. bukankah itu sebuah harmoni dan keindahan ?



0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis