Baiklah, ini masih terlalu pagi
di akhir pekan yang menjadi dambaan setiap mahasiswa seperti saya. Tetapi, ada
sebuah peristiwa yang menjadikan pelajaran bagi saya. Mungkin ini sederhana
atau terkesan biasa bagi readers,
tapi buat saya ini bagian dari rencana Tuhan.
Saya baru ingin tidur sekitar
pukul 05.30 setelah merasa cukup mencari bahan untuk project rahasia saya. 15
menit kemudian, saat saya perlahan diantar menuju alam bawah sadar, telinga saya masih diberi
kesempatan untuk menangkap sebuah pesan yang masuk ke ponsel.
Awalnya sudah curiga siapa
pengirimnya dan berharap ekspesktasi saya salah, tetapi ternya harapan saya
salah. Dan ekspektasi saya benar. Saya diminta segera untuk mengambil contoh
proposal tugas salah satu mata kuliah oleh seorang dosen.
Jam 6 pagi (bahkan belum) di Sabtu
pagi yang selalu saya lewatkan di atas kasur empuk. Tapi, baiklah. Saya segera
bergegas untuk menuju ke alamat yang dikirimkan oleh dosen tersebut. Beruntungnya
tidak terlalu jauh, tetapi saya harus mencari alamat seorang sendiri.
Ya, seorang diri bagi saya yang newbie dalam mencari alamat seorang diri
menggunakan sepeda motor (masih juga newbie menggunakan motor). Berbekal nekat dan amanah dari teman juga,
saya mencoba mencari alamatnya. Karena dirasakan sudah mulai menyimpang dari
alamat dan tidak mau membuang waktu untuk mencari alamat, maka saya mencoba
bertanya kepada seorang wanita dengan lontong sayur di tangannya.
Saya sebutkan alamatnya, lalu dia
bertanya rumah siapa yang dituju.
Ajaibnya, setelah saya
menyebutkan nama yang ditertera di sms (bukan nama dosen saya), orang yang
dimaksud adalah si ibu itu sendiri. Jadi, saya menemukan si pemilik rumah yang
kemudian mengantarkan saya ke rumahnya. Lalu bertemu dengan dosen dan contoh
makalah. Jadi, kesimpulannya si ibu itu adalah istri dari dosen saya. Sunggu di
luar dugaan, bukan?
Semuanya singkat, tetapi terasa
ajaib. Dan saya percaya kemudahan yang saya dapat pagi ini atas campur tangan
Tuhan. Peristiwa ini membuat saya mengambil hikmah kalau pagi yang diciptakan
Tuhan itu sangatlah indah. Di sananya banayak
burung yang berkicau, udara sejuk, langit cerah yang menyerupai senja
dan kemudahan.
Mungkin ini sederhana dan klise,
tetapi bagi saya—yang jarang bangun sepagi ini di akhir pekan—maka jawbannya
adalah tidak. Mungkin ini ‘teguran Tuhan’ (ingat teman yang selalu ngasih
istilah ini ke saya) buat saya agar rajin bangun pagi.
Semoga
Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya.
Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan...
(Hanya Isyarat - RectoVerso/ Dee)