Pertama
kali jatuh cinta dengan Adhitia Sofyan lewat lagu After The Rain di sekitar tahun 2012. Selanjutnya, lagu-lagu
Adhitia Sofyan, baik dari album How to
Stop Time, Quiet Down, hingga Forget
our Plan adalah ‘teman’ bagi saya untuk menghasilkan postingan-postingan di
2012 hingga 2013 (jumlah postingan produktif).
Ya,
musisi yang memiliki bedtime song dan
rekaman di kamar tidur ini memang karyanya pas
banget untuk menemani saya menulis. Rentetan album terdahulunya justru
dibagikan secara gratis di websitenya, makanya saya lengkap mendengarkan. Nah untuk
yang Silver Painted Radiance,
sejujurnya baru dengar beberapa kali dan belum ada yang sungguh ‘nyangkut’ di kepala.
But well, kali ini saya akan mereview mini
album ‘Adhitia Sofyan 8 Tahun.’ Album
yang rilis di Youtube 10 July ini terdiri dari 5 lagu (Seniman, Naik Kereta
Saja, Dan Ternyata, Sesuatu di Joga, dan 8 Tahun). Album ini terkesan berbeda dari
album-album Adhitia Sofyan yang sebelumnya, karena di mini album ini kita tidak
akan menemukan lagu Adhitia dengan lirik bahasa Inggris, tetapi bahasa Jawa.
Yup,
dari 8 lagu yang mengisi mini album ini, lagu berjudul ‘Dan Ternyata’ adalah lagu dengan lirik bahasa Jawa. Dunno why, but that’s my favourite song in
this album. No, bukan karena saya
orang Jawa. Tetapi, seriously ‘Dan Ternyata’ tetap eargasm dan ‘Adhitia banget’ meski
liriknya bahasa Jawa. After effect setelah
mendengarkan ‘Dan Ternyata’ adalah “Kenapa
Adhitia Sofyan bisa bikin lagu seenak ini?”
Lagu
ini bercerita tentang seseorang yang masih mengharapkan kekasihnya untuk
kembali. Berlaku seperti orang gila setiap malam karena resah dan gelisah,
terus berharap kekasihnya akan kembali dan memberinya kabar. Sounds manja sih, tapi for me di lagu ini tetap ada optimisme
dari lirik Adhitia Sofyan.
Dan ternyata, kowe ijik tak
enteni (dan ternyata, kamu masih kutunggu)
Dan ternyata, aku ndak kemana
mana
(Dan Ternyata – Adhitia Sofyan)
I love that simple opening lyrics but have
means a lot. Dan part lain di lagu ini yang juga jadi favourite
Nek kowe bali jo lali
(Kalau kamu kembali, jangan lupa)
Nek kowe mulih kandhani
(Kalau kamu pulang, katakan)
Nek kowe eling kabari (Kalau
kamu ingat, beritahu aku)
(Dan Ternyata – Adhitia Sofyan)
Lagu
lain yang menjadi favorit adalah ‘Sesuatu
di Jogja.’ Iramanya eargasm and I bet,
everyone will love this song. Try to listen, readers. Liriknya juga simple tapi kaya akan kosakata.
Terbawa lagi langkahku ke sana
Mantra apa entah yang istimewa
Ku percaya selalu ada sesuatu di
Jogja
Dan Jakarta muram kehilanganmu
Terang lampu kota tak lagi sama
Sudah saatnya kau tengok puing
yang tertinggal
Sampai kapan akan selalu berlari
Hingga kini masih selalu ku nanti-nanti
(Sesuatu di Jogja –
Adhitia Sofyan)
Lagu
ini seolah mewakili setiap orang yang tak pernah bosan dengan Jogja dan selalu
ingin kembali. Kalian setuju ? (left on
comment)
Tiga
lagu lain di album ini juga tidak kalah cocok untuk menjadi lagu pengantar
tidur atau teman cooling down di
ujung hari yang melelahkan (ini sebenarnya curhatan pribadi sih, karena
mendengarkan album ini setiap pulang kerja hingga jatuh ketiduran). Mereka
adalah ‘Seniman’, ‘Naik Kereta Saja’,
dan ‘8 Tahun’.
Seniman
lebih awal mengudara di radio-radio dan liriknya penuh keberanian juga puitis
tentunya.
Kubilang ku tak bangun terlalu pagi
Ku tahu, ku kan besar jadi
seniman
Memandangi hujan berkawankan sepi
Mencari-cari jawaban dunia
Mari duduk, kawan
Secangkir kopi, pinjam apimu
Kita rayakan kesunyian
(Seniman – Adhitia Sofyan)
Untuk
lagu ‘Naik Kereta Saja’, taste nya seperti lagu yang harus kamu
dengarkan bersama orang tersayang di penguhujung usia. Dan cocok didengarkan
sambil naik kereta di perjalanan yang penuh sawah membentang.
Naik kereta saja aku lebih tenang
Memandangi jendela waktu yang
terhenti
Mengutuk keinginan yang tak
terpenuhi
(Naik Kereta Saja –
Adhitia Sofyan)
The last song, ‘8 Tahun’ adalah lagu yang pastinya sarat makna secara personal
bagi Adhitia Sofyan, karena personally saya tidak dapat menghubungkan antara
judul 8 Tahun dengan lirik yang ada di dalamnya. Mungkin ini semacam perjalanan
bermusik Adhitia Sofyan selama 8 tahun ini. Yang pasti, sulit rasanya memilih
lagu Adhitia Sofyan yang nggak eargasm,
semuanya asyik didengar dan sukses menghantarkanmu tidur atau setidaknya cooling down dari lelah dan penat
ibukota. Dan satu lagi, lirik-lirik yang ditulis Adhitia Sofyan selalu penuh
makna (cek di sini salah satunya)
Selamat
mendengarkan
Ketika angin bicara
Tunjukkan arah titik bertemu
Maukah, kau simpan waktu
Lupakan dunia, temui aku di sana
(8 Tahun – Adhitia Sofyan)