May 11, 2017

Review Moview #EuropeOnScreen2017 : The Unknown Girl (La Fille Inconnue)









Europe On Screen (EOS) tahun ini kembali lagi dan saya kembali memilih IFI (Institut Francais Indonesia) sebagai venue untuk menikmati film ini bersama sepupu saya (seperti tahun lalu). Film yang kami (terpaksa) pilih ini adalah The Unknown Girl. Karena memang jam dan harinya bersahabat adalah alasan kami memilih film ini.

Film asal Belgia ini bercerita tentang dr. Jenny Davin, seorang dokter muda yang melakukan pencarian identitas seorang gadis remaja yang ditemukan tewas di dekat tempat prakteknya. Penelusuran dr. Jenny ini juga didasari perasaan bersalahnya kepada sang gadis. Karena pada malam sebelum ditemukan tewas, gadis ini muncul dalam cctv tempat praktek dr. Jenny dan menekan bel. Pada saat yang sama, dr. Jenny meminta Julien (anak magangnya) untuk tidak membukakan pintu. Karena menurut dr. Jenny, hal itu bukanlah darurat, kecuali si pemencet bel melakukannya hingga dua kali.

dr. Jenny bersama Julien (anak magang) saat bel intercom berbunyi

Gadis berkulit hitam yang ditemukan tewas tidak memiliki identitas, sehingga dr. Jenny semakin sangat bersalah jika gadis tersebut harus dikubur tanpa nama. Dengan usahanya sendiri, dr. Jenny mulai melakukan pencarian melalui pasien-pasiennya. Dia menunjukkan foto si gadis yang diambil dari rekaman cctv miliknya atas izin Kantor Detektif setempat.

Pencariannya mulai menemukan titik terang ketika salah seorang pasiennya, lelaki remaja bernama Bryan menunjukkan reaksi yang aneh ketika melihat foto tersebut. Meski awalnya Bryan mengelak, tetapi dr. Jenny dapat menemukan kejanggalan melalui denyut nadi dan pupil mata Bryan saat diperiksa. Tetapi, karena dasarnya remaja yang sedang labil, maka Bryan tetap terus mengelak dan dr. Jenny tak memaksanya untuk mengaku, hanya mengizinkan Bryan untuk datang ke tempatnya praktek jika sudah siap untuk menceritakan.

dr. Jenny mengetahui kalau Bryan mengetahui sesuatu tentang gadis itu melalui perubahan pupilnya

Kesabaran dr. Jenny membuahkan hasil, Bryan datang diantar dengan gurunya dengan keluhan masalah pencernaan. Tetapi dr. Jenny tahu kalau sesungguhnya Bryan datang lebih dari itu. Bryan mengaku melihat gadis berkulit hitam itu di dalam sebuah mobil van bersama lelaki tua. Saat itu dia sedang bersama temannya dan hanya berani mengintip dari kejauhan, dr. Jenny berjanji untuk tidak menceritakan apa yang dijelaskan Bryan kepada siapapun, termasuk orang tua Bryan.

dr. Jenny dengan sabar memeriksa Bryan

Berdasarkan pengakuan Bryan, dr. Jenny menghubungi si pemilik van yang dimaksud dengan dalih ingin membeli van tersebut. Tetapi, pada akhirnya dr. Jenny mengutarakan maksud sesungguhnya adalah pencarian identitas gadis kulit hitam yang tewas itu, karena ia mendapatkan informasi kalau gadis itu pernah terlihat berada di dalam van bersama lelaki tua. Si pemilik van berubah berang mendengar maksud sebenarnya dr. Jenny. Dia langsung mengusir dr. Jenny dari van.

Sebenarnya pemiliki van yang ditemui dr. Jenny adalah anak dari mantan pasien dr. Jenny yang telah meninggal. Jadi tidak sulit baginya untuk mengorek informasi lebih jauh lagi. dr. Jenny menuju rumah sakit tempat si ayah dari anak tersebut dirawat. Lelaki tua yang awalnya menolak untuk memberikan penjelasan akhirnya menjelaskan kepada dr. Jenny bahwa dia dan anaknya tidak mengenal gadis dalam rekaman cctv itu. Anaknya (pemilik van) langsung berubah berang karena mereka memiliki bisnis prostitusi yang berlokasi di dalam van tersebut. Si anak khawatir jika mereka terseret, maka polisi dapat mengetahui bisnis prostitusi tersebut. Sayangya, si anak tiba-tiba datang dan kembali berang menemukan dr. Jenny bersama ayahnya. Tanpa pikir panjang, si anak tidak ragu-ragu untuk menghajar dr. Jenny, meski dr. Jenny dapat menangkisnya.

Seriously di part ini, saya menemukan bahwa orang luar bisa sangat kasar kepada siapapun yang dia tidak suka, tanpa pandang bulu apakah dia wanita atau lelaki. Tetapi, karakter dr. Jenny yang sangat tangguh dan pemberani, which is masih tenang dan selalu waspada di part ini membuat saya sangat salut.

Beruntungnya dr. Jenny sempat diberitahu oleh ayah pemilik van itu jika wanita-wanita berkulit hitam itu biasanya banyak ditemui di cybercafé. Akhirnya dr. Jenny bergegas menuju cybercafé yang dimaksud. Anyway cyber café ini bisa dibilang semacam wartel (warung telepon). dr. Jenny disambut oleh kasir penjaga yang merupakan wanita berkulit hitam. dr. Jenny beralasan ingin menelpon ke Belgium. Dan Dr. Jenny memang menelpon Julien (anak magangnya) yang ngambek usai berseteru dengannya dan melarikan diri ke kampung halamannya.

Usai menghubungi Julien, Dr. Jenny sempat menunjukkan foto si gadis tanpa identitas itu kepada si kasir. Tetapi kasir itu tidak mengenalnya. dr. Jenny belum menyerah, dia meminta izin untuk memperlihatkan kepada 2 tamu lelaki yang sedang menonton tv di cybercafé itu. Tetapi 2 lelaki itu juga mengaku tidak mengenalnya.

Keesokkan harinya, dalam perjalanan pulang setelah dari rumah pasiennya, dr. Jenny dihadang 2 pria kulit hitam yang salah satunya adalah yang ia temui di cybercafé. Mobil dr. Jenny diminta menepi dan kacanya hampir saja di pecahkan. Pria itu meminta dr. Jenny untuk tidak mencari tahu lagi identitas si gadis atau dia akan celaka, karena identitasnya sudah diketahui. Part ini cukup bikin sport jantung buat saya, terlebih lagi saat dr. Jenny beresi keras tidak mau menurunkan kaca mobilnya tetapi diancam dengan hantaman linggis di kap mobilnya.

dr. Jenny yang diserang pria Cybercafe

Kejadiannya berlangsung siang hari di tempat yang cukup sepi. Setelah dua lelaki itu pergi dengan mobilnya, dr. Jenny justru menemukan Bryan lewat menggunakan motor bersama temannya. Tanpa pikir panjang, dr. Jenny langsung menyusulnya dan menemukan motor yang digunakan terparkir di sekitar gudang. Mengetahui dr. Jenny memanggil manggil namanya, Bryan keluar dengan ekspresi tidak senang. Tanpa pikir panjang dia mendorong dr. Jenny ke dalam sebuah lubang yang besar dan dalam.

dr. Jenny saat menemukan Bryan di gudnag kosong
Di part ini, saya hampir tertipu oleh adegan Bryan mengambil sebuah kawat besi besar yang meneyerupai pagar penutup. Bryan ternyata menggunakan itu untuk membantu dr. Jenny naik ke permukaan. Saya pikir awalnya Bryan akan menutup lubang itu.

Atas kejadian itu, keluarga Bryan mendatangi dr. Jenny pada malam harinya dan memutuskan untuk mengganti dokter karena merasa dr.Jenny sudah sangat tidak professional dengan masih mengganggu Bryan demi kepentingannya semata. dr, Jenny menerima keputusan tersebut dengan bijak dan akan mengirmkan medical record nya kepada dokter baru yang mereka tunjuk.

Namun tengah malam setelah kepergian keluarga Bryan dari tempat prakteknya, dr. Jenny mendapatkan telpon dari ayah Bryan yang tiba-tiba terkena serangan entah apa namanya. Yang pasti, dr.Jenny mulai mencium bahwa ayah Bryan ini mengetahui sesuatu. Sama halnya dengan anaknya, si ayah juga tidak mau mengaku. Meski, kemudian dia datang menemui dr.Jenny di malam berikutnya dan menjelaskan cerita lengkapnya.

Ayah Bryan mencoba ‘menawar’ gadis itu, tetapi si gadis tidak cocok dengan harganya. Ayah Bryan terus berusaha mengejar hingga berujung pada si gadis jatuh ke lubang sebuah pengerjaan proyek dan tertimpa beton. Mengetahui hal itu, dr.Jenny tidak lansgung menelpon polisi. Dia ingin ayah Bryan yang melakukannya sendiri. Dan pada akhirnya ayah Bryan menelpon polisi.

dr. Jenny saat meminta ayah Bryan untuk melaporkan dirinya ke polisi

Sebelum pengakuan tersebut, dr. Jenny telah mendapat kabar dari kantor detektif bahwa identitas si gadis sudah ditemukan. Namanya adalah Selena Ndong. Tetapi ternyata hal itu tidak benar. Nama asli gadis berkulit hitam yang tewas itu adalah Felicia. Hal itu diungkapkan oleh si kakak kepada dr.Jenny beberapa hari setelah ayah Bryan mengakui perbuatannya. Fyi, si kakak ini adalah kasir wanita di cybercafé. Pacar si kakak (yang juga merupakan penyerang dr.Jenny di jalan) yang memberikan identitas palsu kepada detektif karena tidak ingin dirinya diseret ke polisi karena identitasnya sebagain imigran gelap.

Perjalanan film berdurasi 113 menit ini cukup menarik dan tidak membosankan. Penonton diajak sangat menikmati. Meski beberapa perpindahan dari scene satu ke yang lainya terasa sangat kasar bagi saya.  Tetapi Dardenne bersaudara ini mampu menguatkan karakter dr.Jenny yang sangat humanis melalui banyak scene antara si dokter dengan pasien-pasiennya. Hal ini terlihat bagaimana dr. Jenny yang mengantarkan si pasien sampai depan pintu praktek, baru kemudian memanggil pasien selanjutnya.

Atau juga bagaimana dr. Jenny mendatangi pasien-pasiennya satu per satu atas panggilan telepon karena darurat. Pasiennya juga sangat menyayangi dr. Jenny dengan membawakan makanan pada kunjungannya. Tetapi, sosok humanis dr. Jenny yang rela menghadapi bahaya hanya untuk mengetahui identitas si gadis tidak dikenal membuat saya merasa sosok dr.Jenny adalah ilusi di masa kini. Mungkinkah kita masih benar-benar menemukan sosok dr. Jenny di zaman yang penuh dengan berbagai kepentingan di setiap kandungan pemikiran setiap orang? Rasanya sulit.

Salah satu scene kehangatan antara dr.Jenny dengan salah satu pasiennya

Film  bergenre discovery ini sangat recommended untuk kamu tonton pada pagelaran Europe On Screen 2017. Karena selain merupakan nominator untuk Palme d’Or at the Cannes Film Festival 2016 dan nominator untuk Best Foreign Film at the Cesar Awards 2017, film ini adalah winner of Best Non-US Release at the Online Film Critics Society Awards 2017.



Happy Watching, readers.


    


0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis