July 7, 2016

Rafting & Tracking : Fun First Experience




Hello, readers

Postingan kali ini bukan yang fresh from the oven sih tapi saya mencoba menggali ingatan dan (akhirnya) menyempatkan untuk sharing fun first experience saya di pertengahan Februari lalu. Its about my first experience for Rafting and Tracking in Bumi Bhatara Adventure Camp. Anyway, ini bagian dari outing FALGA (FINANCE, Accounting, Legal and General Affair) di kantor saya yang sebelumnya (e-commerce fashion).

Perjalanan kami dimulai di Jumat, 19 Februari 2016 setelah ‘tutup toko’ tentunya a.k.a malam hari. Perjalanan dan tumpukan lelah bekerja selama seminggu mengantarkan kami tidur pulas sesampainya di venue. Kebetulan kami tiba sekitar jam 2 pagi saat gelap masih menyelimuti.

Paginya, saat matahari mulai menampakkan diri perlahan, kami baru menyadari kesejukan dan dekatnya alam di sekitar kami. Terlebih lagi suara arus sungai yang terus terdengar, kini terlihat di depan mata dan menarik kami untuk segera melakukan rafting.

Jembatan Gantung di atas Sungai

Setelah perut kami terisi penuh (re: sarapan), kami melakukan persiapan untuk rafting. Game singkat yang tujuannya untuk mengetahui seberapa siap kita melakukan rafting ini menguji konsentarsi dan fokus kita. Hal ini penting, karena saat melakukan rafting nanti, kita akan bertemu dengan derasnya ombak dan rintangan lain. Nah, untuk melaluinya akan ada aba-aba dari instruktur yang membutuhkan konsentrasi dan fokus untuk menjalankannya.
Game singkat penguji konsentrasi

Sebelum kode-kode arahan itu diberikan, kami dibagi beberapa tim terlebih dahulu. Satu kelompok terdiri dari 5 orang dan 1 orang pemandu. Pembagian kelompok dalam perahu ini juga perlu diperhatikan antara cewek dan cowok serta postur tubuh. Tujuannya supaya bisa saling mengimbangi saat mendayung nanti. Setelah pertukaran personil yang diarahkan oleh si pemandu, maka tim saya pun terbentuk. Bersama Aji, Liyas, Icha dan Mbak Wen serta 1 orang pemandu..kami siap mengarungi sungai dengan perahu karet berwarna kuning.

Our Team

Kode arahan yang perlu kita perhatikan diantaranya adalah “kiri maju, kanan mundur”, “kiri mundur, kanan maju”, “maju bareng”, “mundur bareng”, “pindah kiri”, “pindah kanan”  dan “boom.” “Kiri maju, kanan mundur” berarti yang menduduki posisi kiri di perahu harus mendayung maju. Dan yang berada di sisi kanan perahu harus mendayung mundur. Sementara “pindah kanan” berarti mereka yang duduk di posisi kanan perahu harus pindah ke posisi kiri dan yang sudah berada di posisi kiri tidak perlu berpindah. Begitu juga sebaliknya dengan instruksi “pindah kiri”.

 Untuk maju dan mundur, kita harus mengingat benar posisi kita saat berada di perahu karet, apakah berada di kanan atau kiri. Sehingga bisa menjalankan instruksinya dengan baik dan benar. Di sinilah mengapa kita perlu diajak warming up untuk fokus dan konsentrasi sebelum rafting. Karena, pada saat bermain, tidak jarang kami perlu sekian detik untuk mencerna dan mengingat kembali berada di posisi kanan atau kiri kah kami. Sementara “boom” digunakan jika terdapat ranting pohon yang menjulur yang akan kita lewati. Hal yang harus kita lakukan adalah menunduk supaya tidak terkena ranting tersebut.
Our Team #maapinmukaorangyangpakebajukuning
Selain kode-kode arahan tersebut, kita juga diajari cara memegang dayung dan mendayung yang benar. Untuk soal ini, mungkin saya kurang mahir dalam mempraktikkannya. Hehe.











Perjalanan rafting menempuh jarak sekitar 10km ini menghabiskan waktu hampir 4 jam. Kami mengakhirinya pukul 13.00 dan kembali ke Bumi Bhatara Adventure Camp menggunakan mobil pick up. Ya begitulah adanya. Tapi cuaca yang sejuk membuat kita kedinginan sepanjang perjalanan 15 menit-an itu.

Transit makan gorengan

Menjelang sore, kami menjalani team building yang nggak kalah fun. Gamesnya cukup variatif dan menyenangkan.

Salah satu games dalam Team Building

And then…keesokkan paginya, lebih tepatnya pagi buta jam 3 pagi kami berangkat menuju Gunung Papandayan. Untuk dapat menuju ke starting poin ke pendakian, kami membutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan mobil pick up.

Penampakan naik mobil pick up (taken after tracking)

Tujuan kami untuk hunting sunrise nyatanya tak mampu kami dapatkan dari spot yang baik. Sebagian besar dari kami adalah pendaki pemula sehingga tidak dapat mencapai spot yang pas untuk melihat sunrise di waktu yang tepat. Belum lagi perjalanan menuju ke puncak ditemani dengan aroma belerang yang cukup menyesakkan. Kami menguatkan satu sama lain dan berjalan beriringan pada awalnya. Karena saat menjelang sampai puncak, jalanan hanya berbentuk setapak yang membuat kita terpaksa berjalan sendiri-sendiri.

Saat Sunrise masih malu malu menampakkan diri

Setiap diri kami masing-masing tentunya melakukan persiapan. Yang utama soal pakaian. Ada yang menggunakan lima lapis, ada juga yang sok-soakan hanya menggunakan celana boxer dan jaket jeans. Yup, that was one of my silly friends, Aji. Salut juga sih dia bisa melewatinya sampai akhir dengan kostum 100% pendaki pemula. Haha

with Aji and his super costume
Tetapi akhirnya kami berhasil sampai di tempat—yang cukup tinggi untuk mengambil gambar. Duduk melihat sunrise dan udara yang sangat sejuk.

Take a picture everywhere, termasuk pose berasa kasur rumah
with Mbak Nurul dan background bau belerang
Setelah puas foto-foto dan panggilan alam yang mengharuskan turun, kami pun bergegas menuruni Papandayan. Saat turun, matahri sudah menjadi teman. Tidak lagi gelap seperti saat mendaki dan sangat menakjubkan ketika mengetahui track yang kami lewati semalam sungguh sangat mencekam dan terjal.

First experience yang saya rasakan ini sungguh fun. Sebelumnya tidak pernah sekalipun bermimpi untuk ikut-ikutan naik gunung. No, honestly I haven’t. Tapi saat ada kesempatan, naik gunung nggak terlalu buruk sih. But maybe, I still prefer beach with blue colour around me than mountain. Tapi nggak menutup kemungkinan juga untuk suatu saat bisa naik gunung lagi yang lebih seru dan orang-orang tersayang.

Terima kasih untuk teman-teman FALGA untuk semua support yang melahirkan my first fun experience ini.



Terima kasih juga untuk readers yang sudah membaca sampai selesai. Semoga pelajaran rafting—seinget saya—dapat bermanfaat.





Bareng Widya yang 'nyekokin' lagu-lagunya Monita, ceritanya di sini











0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis