Judul : Passport to Happiness
Penulis :
Ollie
Halaman : 176 halaman
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2015
Travelling is about the art of making new
friends. That’s why, kita akan menemukan orang baru di setiap kota baru
yang disinggahi oleh penulis. Buku ini adalah pengalaman perjalanan Ollie
menyinggahi 11 kota dengan 11 cerita menarik di dalamnya. Dibuka dari Ubud,
pelariannya dari kejenuhan dan pertanyaan besar dalam dirinya mengenai
pernikahan. Ubud memberikan jawaban paling penting yang selama ini terlupakan
oleh Ollie, atau juga untuk kita sendiri sebagai seorang wanita.
Sepuluh
cerita lainnya bersetting di Dublin, Moscow, London, Seoul, Paris, Marrakech,
Istanbul, Almaty, Alexandria, dan New York. Cerita pengalaman perjalanan Ollie
di setiap kota secara tidak langsung mengajak kita untuk juga kenal dengan
kultur budaya dan masyarakat dari kota yang disinggahi. Di Moscow dan Istanbul,
contohnya. Ollie menambah kamus karakter cowok belahan dunia, bagi saya.
“Kalau
pria Rusia sudah jatuh hati sama kita, mereka akan lebih loyal dari siapa pun di
bumi ini. Seperti yang aku bilang tadi,
mereka juga sangat protektif,” (From Moscow With Love - page 37).
Sementara
di Istanbul, hampir semua cowok memiliki paras tampan dengan kulit putih,
perpaduan Eropa dan Asia. Poin plusnya mereka juga ramah. (The Colours of Love in Istanbul
– page 115)
Selain
menambah kamus karakter cowok luar—yang bisa masuk list cowok idaman—Ollie juga
mengenalkan berbagai tempat bersejarah yang erat kaitannya dengan sastra,
seperti museum dan toko buku. Salah satunya yang membuat saya penasaran dan
juga ingin berkunjung kesana adalah Museum
of Innocence atau Masumiyet MĪzesi
(dalam bahasa Turki). Mengapa saya ingin berkunjung kesana ? Saya rasa kamu
juga ingin, jika mengetahui tentang apa Museum itu. (hihii, bikin spoiler yak).
Novel
ini nggak selamanya romance kok. Dalam
cerita The Alley of Marrakech, Ollie mengajarkan kita kalau soulmate tidak harus berarti romantis. Bisa
saja artinya pertemanan yang manis. Seperti ia dan Soufiane. Ada juga, Share
the Love in Almaty yang menceritakan soal anak Afghanistan—yang terpaksa
belajar di salah satu kota di Kazakhstan—yang terinspirasi oleh Ollie.
Cerita
favorit saya adalah Blind Date in Paris dan Pindah Hati di Alexandria. Ollie
memberikan pesan bagi pembaca untuk berani mengambil keputusan yang selalu
membahagiakan untuk diri kita. Cause happines is about myself
There’s no regret, no right or wrong. Nobody
is forced to go or stay. We always have a choice to control our life. One day,
when life brings you to a crossroad and asks you to choose, I hope you always
choose the comfort of flow. It’s time to move. It’s time to choose yourself. (Pindah
Hati di Alexandria – page 150)
0 comments:
Post a Comment