Halo !
Its long time no told something to be posted
in my second home. Dan ternyata, 2015 sudah menghitung hari untuk bergegas
meninggalkan kita. Like as ritual, beberapa waktu lalu, saya membaca ulang buku
harian saya untuk flashback kembali
tentang 2015 ini.
For me, 2015 is about me and my self. Ya, perjalanan 365 hari saya bersama diri
saya sendiri untuk menaklukan kerikil dan segala energi negatif dari diri saya
sendiri. Semuanya tentang persoalan melawan energi negatif dan berdamai dengan
diri saya sendiri.
Tahun
ini menjadi tahun yang berat bagi saya, karena lebih dari separuhnya membuat
pikiran saya tecurah untuk sebuah kata LULUS. Menuntaskan tanggung jawab saya.
Mencapai finish line untuk sebuah pendidikan panjang yang diinvestasikan oleh
kedua orang tua saya. That’s why, it
feels so hard. Feels like there were tons of burdend in my shoulder. But I
know, that’s not as big enough with my parents’ effort for me.
Perjuangan
mengerjakan skripsi itu diwarnai dengan ambisi saya yang lain, yaitu menjajal
dunia kerja yang linier dengan disiplin ilmu saya. Magang di Kantor Akuntan
Pubik, menjadi resolusi dan ambisi yang menggebu dalam diri saya di awal 2015.
Dan akhirnya terwujud pada bulan Maret.
Tetapi,
nyatanya semua tidak berjalan mulus seperti yang saya harapkan dan rencanakan
dari awal. Saya gagal meraih tiket wisuda di bulan Agustus. Saya tidak ingin
memberikan alasan, tapi mungkin pembelaan atau pengakauan dosa, kalau saya
terlalu berambisi dan gagal mewujudkannya. Tidak mampu memanajerial waktu yang
saya miliki dengan tanggung jawab baru yang saya pilih.
Maka,
Juli hingga Agustus adalah masa yang berat bagi saya. Karena pada saat itulah,
saya mencoba berdiri perlahan dan mulai berlari. Mengumpulkan kepingan semangat
dari memoir diri saya di masa lalu, yang rasanya lebih baik dari keterpurukan
yang terjadi.
Saya
mencoba bangkit, menebalkan semangat dengan selalu berkeyakinan selalu ada satu
hal yang pasti, yaitu Dia. Ya, Dia akan selalu bersama saya, hambaNya yang
selalu percaya bahwa akan ada kado terindah dariNya. Saya terus mencoba
berdamai pada diri saya dan sesekali mengingatkan, bahwa roda acapkali berputar.
Ada kalanya kamu jatuh ataupun tersungkur, tapi kamu harus bangun. Karena
sesungguhnya kamu yang paling tahu siapa dirimu sesungguhnya, sehingga kamu
harus bangkit.
Setelah
tiket wisuda itu berhasil saya raih, saya menyadari sebentar lagi pintu menuju
hutan harus saya lalui. Tak ada jalan lain. Ini sungguh perjalanan yang mengantarkan
saya pada sebuah ‘kehidupan’. Tetapi, hal ini membuat saya semakin ingin dekat
denganNya. Semakin mempercayai, Dia selalu berada bersama saya. Bersama kita,
umatNya yang terus mempercayai bahwa Dia akan selalu memberikan yang terbaik,
asal kita ikhlas dan berserah serta selalu bersyukur.
Hal
itu benar-benar terjadi, saat saya merelakan untuk melepaskan kesempatan
menjadi volunteer dalam event Social Media Week pada Februari 2015 lalu,
maka Dia memberikan kesempatan lain bagi saya. Yaitu, intern di Mirum Jakarta. Serta hal lain yang tak bisa saya
ungkapkan di sini. Saya menjadi percaya bahwa keikhlasan dan ketulusan
melepaskan sesuatu akan mengantarkanmu pada suatu hal yang baru, yang bisa jadi
lebih baik dari apa yang kamu lepaskan. Kuncinya satu, jangan ragu akan rencana
dan kehendakNya.
Tahun
ini juga menjadikan saya pribadi yang bisa berbahagia dengan diri saya sendiri.
Dengan perasaan syukur yang selalu saya selipkan setiap harinya melalui
#JurnalSyukur. Tanpa terasa program #Jurnal Syukur yang saya mulai pada 4 Januari
2015 lalu, kini sudah hampir mencapai penghujung. Rasanya seperti baru kemarin,
saya mulai menulisnya. #JurnalSyukur memberikan energi positif bagi saya untuk
terus berpikiran positif.
2015
ini sungguh perjalanan bagi saya untuk bisa berdamai dengan diri sendiri, jika
ada kalanya seorang yang selalu menjadi yang pertama dan terbaik dapat terjatuh
dan tersungkur. Perjalanan yang mengendurkan ambisi saya dan menengok lebih
dalam, mana yang memang terbaik untuk saya. Bukan untuk sebuah pengakuan di
mata orang lain.
Terima
kasih Tuhan, untuk 2015 ini. It makes me
closer enough with myself. Semoga saya dan kita semua dapat terus
memperbaiki diri di usia yang terus menggerogoti ini.
Selamat jalan, 2015
Cheers