Postingan gue ini terinspirasi oleh seorang teman yang sebenarnya gue belum kenal secara utuh. Gue hanya tahu namanya dan asal sekolahnya. Nggak lebih. Hal lain tentang dia? Gue cuma bisa lihat dari luarnya, seperti melihat cover buku yang ada di Toko Buku.
Just judge hisself from outside. Dari mata terutama.
Gue hanya merasakan dia seperti korban. Korban dari tindakan tak bertanggung jawab petinggi negri ini. Korban dari sebuah nama.
Ya nama...menurut gue nama adalah sesuatu hal yang kecil tapi bermakna. Sangat bermakna buat gue karena gue suka kalau orang menyebut nama gue dalam pembicaraan.
Contoh : ‘Kalau menurut lo gimana fit?’
Nama itu adalah identitas diri yang paling sederhana, yang harus kita jaga, dan perlakukan sebaik-baiknya.
Dan nama bisa menjadi sebuah dasar dari semua hal yang kita lakukan di dunia ini.
Contohnya nggak perlu jauh-jauh, gue yakin readers udah nggak asing dengan sebuah nama yang selalu menghias layar kaca, Koran, internet atas pemberitaannya. Nama orang ini bagus, bahkan membawa nama Rasulullah. Tetapi sayang, perilakunya tidak sebagus namanya.
Gue nggak mau menyebutkan nama orang ini, yang jelas orang ini begitu terkenal. Sayang, terkenal karena dugaan korupsi, bukan prestasi.
Gue yakin di dunia ini, nggak cuma 1 orang yang punya nama seperti dia atau paling nggak mirip-mirip dia namanya, meski cuma di bagian 4 huruf terakhir atau di bagian tengahnya sekalipun.
Sekarang nama orang ini melambung, makin eksis. Tapi sekali lagi ke-eksis-annya karena hal negatif.
Dan banyak orang di luar sana yang namanya entah mirip atau benar-benar sama jadi kena efeknya, berupa ledekan atau cibiran atau candaan yang bisa saja maknanya hanyalah bercanda atau spontan tentu saja tanpa niat menyinggung perasaan orang itu.
Lalu pernahkah kita memikirkan bagaimana perasaan orang yang memiliki nama yang sama atau hanya mirip-mirip saja yang terkena imbasnya itu?
Setiap orang berbeda, bisa saja dia hanya menganggap guyonan tetapi ada saja yang tidak terima, yang pasti mendendam dengan si pemilik nama yan melambung karena tindakan negatifnya.
Mungkin ini agak ribet, susah juga menuangkannya. Menjelaskannya melalui tulisan.
Yang jelas, gue hanya ingin share apa yang ada dalam pikiran gue kalau nama yang telah diberikan orang tua kepada kita adalah sebuah doa, harapan dan tanggung jawab yang harus kita pikul bukan justru membuat orang lain—yang namanya sama atau hanya mirip dengan kita—menjadi merugi.
Well, semoga apa yang gue share ini maksudnya tersampaikan benar buat readers