|
Kompliasi yang diambil di Gedung A "Conversation : Endless Act in Human History" |
Seminggu
yang lalu, saya diajak sahabat saya untuk menemaninya ke Galeri Nasional.
Katanya, sedang ada pameran yang ingin sekali dia lihat. Kebetulan sekali saya
belum pernah ke Galeri Nasional dan tidak ada salahnya mencoba ke sana.
Menikmati Jakarta di kala weekend dan
melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu nampaknya perpaduan yang pas.
Galeri
Nasional ini bertempat di Jl. Medan Merdeka Timur No. 14. Kami bertemu di Stasiun Sudirman
dan naik TransJakarta dari Halte Dukuh Atas 1 untuk Transit di Halte Monas. Nah
dari Halte Monas ini, kami naik TransJakarta tujuan Pulogadung kemudian turun di Halte
Gambir 2. Dari Halte Gambir 2, kami cukup menyebrang jembatan penyebrangan dan
tadaaa…Galeri Nasional sudah di depan mata.
Ada 3 gedung
yang terdapat di Galeri Nasional, yaitu Gedung A, B dan C. Sementara saat kami
datang ke sana, semua gedung terisi penuh oleh pameran. Gedung B sendiri
merupakan gedung yang menggelar Pameran Permanen, artinya kapanpun kamu pergi
ke Galeri Nasional kamu akan menemukan koleksi yang sama di Gedung B.
Btw Gedung B
ini adalah gedung pertama yang kami masuki ketika sampai di Galnas. Kita harus
antre dan menunggu jeda beberapa menit untuk dapat masuk. Kita juga hanya
diperbolehkan membawa benda-benda berharga, sementara tas harus dititpkan.
Selain itu, kita tidak diperbolehkan menggunakan flash saat mengambil gambar di dalam GALNAS.
Secara garis
besar, isi pameran di gedung B ini adalah perjalanan seni Indonesia yang dari
masa ke masa. Isi pameran sendiri tidak hanya lukisan, tetapi juga patung atau
bahkan film pendek. Saya sendiri bukanlah penikmat seni atau yang ahli dalam
seni. Jadi, kurang memaknai setiap lukisan yang ada. Cuma bisa bilang ‘keren’,
‘bagus’ dan terkadang penasaran terbuat dari bahan seperti apa hingga ingin
menyentuhnya. Tetapi hal itu tentu saja tidak saya lakukan, saya pada akhirnya
hanya minta diabadikan bersama karya-karya anak bangsa tersebut.
Yang paling
menarik bagi saya adalah sebuah karya di bawah ini.
|
Belajar Antre dari Semut |
Seekor binatang dengan
wajah menggunakan topeng tapi memiliki rambut yang panjang berbaris menatap
sebuah TV di depan mereka masing-masing. TV berukuran 14 inch itu menayangkan
sebuah adegan semut yang sedang berjalan secara berurutan dan rapi, sebagaimana
umumnya. Saya sungguh tidak mengerti dan bertanya, apa maksud dari semua ini.
Mengapa TVnya dibiarkan menyala dengan suara yang aneh. Hingga akhirnya saya
menemukan penjelasan di ujung dinding tentang karya tersebut. “Belajar Antre Dari Semut,” begitu
bunyinya. Menohok dan juga kreatif. Meski harus dibayar mahal dengan tenaga listrik
yang terus mengaliri agar TV dapat terus menyala.
Next, lukisan
Raden Salah ini yang membuat saya terpana.
|
Diantara 2 lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh |
Saya excited sekali begitu menemukan 2 lukisan yang diceritakan dalam
buku Adriana (karya Fajar Nugros dan Artasya Sudirman). Dua lukisan yang berkisah
tentang pengangkapan Pangeran Diponegoro di masa yang berbeda. Dan salah
satunya menyiratkan Pangeran Diponegoro mengenakan jubahnya, sementara di sisi
yang lain tidak. Konon kabarnya (berdasarkan buku Adriana) jubah Pangeran
Diponegoro ini memiliki kekuatan. Makanya, saat melakukan perundingan dengan
Belanda dan berhasil ditangkap, Pangeran Diponegoro diketahui sedang tidak
mengenakan jubahnya di dalam lukisan ini.
|
Pangeran Diponegoro tanpa jubahnya |
|
Pangeran Diponegoro dengan jubahnya |
‘Naiklah ke punggungku dan lihatlah bintang di
langit, apa yang kau temukan ? Terbanglah ke sana dengan jubah yang dijaga dua
malaikat.’ (salah satu potongan Teka Teki Adriana). By the way foto bareng
lukisan Raden Saleh ini adalah most
favourite saya dari semua hasil foto keliling Galnas.
Seperti yang
saya bilang, kalau di Galnas ini koleksinya tidak hanya lukisan. Salah satunya
adalah berikut ini…well, I’m not sure
what exactly I can called it. Yang pasti ini keren. Bentuknya seperti
celana, tetapi kalau kamu melihatnya lebih jelas readers, you will find something cool and funny.
|
Background Kumpulan Obat Kuat pada zamannya |
Celana ini terbuat
dari sekumpulan bungkusan jamu obat kuat yang nampaknya pernah beredar di
Indonesia. Dan ini bukan hanya sekedar bungkusan kertas atau plastik, bungkusan
ini dibordir dan dijahit hingga saling membentuk celana. Makanya saya bilang
ini cool dan keren. Anyway, ada siluet muka orang yang
saling berhadapan juga di dalamnya kalau kamu dengan detail memerhatikan.
Karya lain
yang membuat saya penasaran adalah “kehidupan”. Lagi lagi saya penasaran dari
material apa karya ini terbuat hingga dapat menghasilkan efek terlihat banyak
seperti itu.
|
Penasaran dengan Kehidupan I, II, III dan IV Nasution |
Karya lain
yang membuat saya menuangkan perhatian lebih di dalamnya adalah Peta Indonesia
Baru. Kalau kamu menengoknya secara teliti, peta Indonesia ini dibolak balik
posisinya sesuka si pembuat, tanpa merubah namanya. Contohnya, adalah pulau
Sulawesi yang berbentuk K ini terlihat dalam keadaan horizontal berada di
posisi Pulau Jawa pada Peta Indonesia saat ini. Meskipun demikian, keterangan
di dalam Pulau berbentuk K itu adalah kota-kota yang terdapat di Pulau Jawa. Gambar
lain adalah Pulau Sumatera yang posisinya justru vertikal menggantikan posisi
Pulau Kalimantan. Dan apakah kamu dapat menerka readers, siapa yang mengambil alih posisi Pulau Sumatera pada peta
Indonesia Baru tersebut. Lets try and
found out. xixixi
|
Saya di hadapan Peta Indonesia Baru |
”Conversation: Endless Acts in Human History” karya Entang
Wiharso dan Sally Smart (kebangsaan Australia) ini adalah pameran yang ingin
dilihat sahabat saya. Letaknya di Gedung A. Secara garis besar, pameran “Percakapan
: Laku tanpa henti dalam sejarah manusia” ini menyentil kehidupan manusia saat
ini. Isinya lebih banyak membahas tentang tubuh, perbatasan dan identitas.
|
Karya Entang Wiharso |
Maka
dari itu tidak sedikit dari gambar-gambar di dalam pameran ini yang mungkin
terlihat vulgar. Sally Smart sendiri lebih pada karya yang sifatnya menggunting
dan menempel, seperti di bawah ini.
|
The Choreography of Cutting (Scissors) |
Potongan
potongan kertas itu menyiratkan banyak tokoh. Ada Michael Jackson, Lady Diana,
Menteri Luar Negeri Adam Malik, Elvis Presley dll. Sekilas mirip chasing Iphone ya (heheheehehe).
Sementara karya Sally yang lain banyak yang bentuknya tambalan-tambalan seperti
di bawah ini.
|
Karya Lain dari Sally Smart
|
Pameran
terakhir yang kami kunjungi adalah AFAIR 2016 yang terletak di gedung C.
Pameran ini berisi karya-karya mahasiswa Arsitektur UI yang secara gak langsung
juga bagian tugas kuliah mereka. Bentuknya ada maket ataupun desain autocad. Beberapa diantaranya sudah
menuai prestasi di internasional. Harus diakui kalau desain mereka sangat out of the box dan visioner di mata saya yang sangat awam. Ya, semoga desain
keren-keren itu dapat direalisasikan di negeri kita sendiri.
Nggak banyak foto yang saya ambil di sini
karena sepenuhnya menikmati karya dan seakan merewind masa Junior High
School kami. Sekolah kami mengadakan open
house di setiap penerimaan murid baru dan di dalam rangkaian acaranya ada
semacam pameran oleh kami yang pengunjungnya adalah orang tua murid. Yang
paling saya ingat adalah kami melakukan demo cara membuat deterjen—hal ini related dengan pelajaran Kimia yang saat
itu kami dapatkan.
|
Potret Jakarta dalam AFFAIR 2016 |
Melihat
pengunjung di Affair 2016 ini adalah orang tua mahasiswa yang ingin melihat
karya anaknya membuat saya flashback
sejenak ke masa JHS hehe. Anyway,
sayang sekali 2 pameran ini sudah beakhir pada 1 dan 4 Februari lalu. Tetapi,
untuk pameran permanen yang ada di Gedung B masih ada. Jadi, kalau readers ingin mengunjunginya langsung
saja ke sana. Tapi ingat, Senin libur. Dan sebaiknya membawa kamera yang bagus
(jika ingin hunting foto).
|
Bersama Lukisan Kelahiran (kanan) di Gedung B Galeri Nasional |
Untuk pameran
temporer lainnya, mungkin readers harus sering-sering main ke webnya Galeri Nasional.
Berkeliling di Galnas rasanya nggak cukup satu atau dua jam, jika kamu ingin
mengetahui makna di setiap karya. Mungkin butuh seharian untuk mengelilingi
sebuah gedung dan memaknainya, bukan hanya sekedar foto-foto layaknya orang
awam seperti saya dan kebanyakan orang yang berkunjung di Galnas.
Thank you for completely reading.
|
Mural di Galeri Nasional |
|
Salah satu koleksi di Gedung B Galeri Nasional |
|
Koleksi Modern di Gedung B Galeri Nasional |